Kelilit Sanksi, Oligarki Rusia Caplok Saham Perusahaan Minyak Terbesar Inggris

Kelilit Sanksi, Oligarki Rusia Caplok Saham Perusahaan Minyak Terbesar Inggris

Terkini | sindonews | Rabu, 4 September 2024 - 12:49
share

Dua oligarki Rusia yang lagi terkena sanksi telah menjadi salah satu pemilik dari produsen minyak terbesar di Inggris setelah menyelesaikan kesepakatan pembelian perusahaan Jerman. LetterOne, perusahaan investasi yang sebagian dimiliki oleh oligarki Mikhail Fridman dan Petr Aven, sekarang menguasai hampir 15 saham Harbour Energy.

Dilansir BBC menerangkan, LetterOne sendiri tidak sedang terkena sanksi, dan kedua miliarder Rusia itu tidak memiliki kontak dengan perusahaan dan tidak menerima bagian apapun dari keuntungannya.

Sementara itu Harbour Energy adalah produsen minyak dan gas (migas) terbesar di perairan Inggris. Perusahaan ini telah membeli sebagian besar aset produksi minyak dan gas dari perusahaan yang berbasis di Jerman, Wintershall DEA, dari raksasa bahan kimia BASF.

LetterOne adalah pemilik sebagian Wintershall, dan beberapa sahamnya telah ditukar dengan saham di Harbour Energy.Beberapa aset Wintershall yang terkait dengan Rusia, termasuk usaha patungan dengan Gazprom, bukan bagian dari kesepakatan dan tetap bersama BASF.

Di bawah kesepakatan terbaru, LetterOne tidak akan memiliki hak suara di Harbour Energy, tetapi akan menerima bagian dari keuntungan Harbour yang dibayarkan sebagai dividen.

Saham LetterOne berpotensi dikonversi jika kedua orang Rusia itu lepas berhenti dari sanksi. Diketahui LetterOne memiliki beragam aset di seluruh dunia, yang nilainya mencapai USD18 miliar (13,8 miliar pounds), termasuk peritel makanan kesehatan, Holland dan Barrett.

Diketahui Fridman dan Aven sudah bergelut dengan sanksi sejak Maret 2022, tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina. Bersama-sama mereka memiliki kurang dari 50 grup. Sebagian besar sisanya dimiliki oleh orang Rusia lainnya, Andrei Kosogov, yang tidak masuk dalam daftar sanksi.

Pemerintah memaksa LetterOne untuk menjual penyedia broadband regional, Upp, pada tahun 2022 karena kekhawatiran "risiko bagi keamanan nasional". LetterOne membantah hal ini dan mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Louis Wilson, kepala investigasi bahan bakar fosil di group Global Witness, mengatakan: "Pemerintah Inggris dan Harbour seharusnya menjauh dari kesepakatan ini,".

"Sebuah perusahaan yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia yang dikenai sanksi, terlalu banyak risiko keamanan dengan memiliki beberapa ribu koneksi broadband Inggris, kini justru diberi sebagian besar produsen minyak terbesar di Inggris.

"Oligarki seharusnya tidak memiliki tempat di industri energi Inggris," sambungnya.

Seorang juru bicara LetterOne mengatakan: "LetterOne berkomitmen untuk melakukan investasi jangka panjang dalam bisnis yang dinilai penting,".

"Kami bangga menjadi bagian dari bisnis energi Inggris yang lebih besar dan lebih kuat yang akan meningkatkan keamanan energi, meningkatkan investasi, dan menciptakan lapangan kerja sambil membantu mewujudkan tujuan transisi energi yang ambisius di negara ini," bebernya.

Topik Menarik